Powered By Blogger

Minggu, 25 Maret 2012

MAKNA BISSMILLAHIROHMANIRROHIM...

1. dari Ali bin Hasan bin Ali bin fadhdhal dari bapaknya : Kepada Imam Ridha as aku bertanya tentang basmalah. Imam berkata bahwa makna kalimat basmalah adalah memunculkan sisi ilahiyah pada perbuatan yang sedang diperbuat” Aku bertanya “apa makna sisi ilahiyah ?” Imam berkata “tanda-tanda”
2. Dari Abdullah bin Sinan : aku pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash Shadiq as tentang bismillahirrahmanirrahim, beliau berkata: ba adalah kewibawaan Allah, sin adalah kemuliaan Allah. mim adalah kedermawanan Allah. Sebagian meriwayatkan bahwa mim adalah kerajaan Allah. Dan Allah adalah Tuhan segala sesuatu, Ar Rahman adalah kasih sayang Allah buat segala sesuatu dan Ar Rahim khusus bagi orang mukmin.
3. Imam Ja’far Ash Shadiq as ditanya tentang bismillahirrahmanirrahim, lalu Imam berkata : Ba adalah kewibawaan Allah, sin adalah kemuliaan Allah dan mim adalah kerajaan Allah, alif adalah kasih sayang dan kenikmatan dari Allah dengan berwilayah kepada kami, lam adalah ketentuan Allah pada makhluknya untuk berwilayah kepada kami, ha adalah akibat bagi orang yang menentang Muhammad dan keluarganya –salam sejahtera atas mereka. Aku berkata : “apa makna ar Rahman”
“rahmatnya bagi seluruh Alam”.
“Lalu apa ar Rahim?”
“Kasih-Nya yang diberikan khusus kepada kaum mukminin”
4. Dari Hasan bin Rasyid dari Imam Musa berkata : Aku bertanya tentang makna Allah” beliau menjawab “berwali kepada yang mengalahkan segala sesuatu”
5. Dari Hasan bin Ali bin Muhammad as tentang bismillahirrahmanirrahim, dia berkata : Allah adalah yang dipertuhankan oleh setiap makhluk dalam tiap keadaan, ketika butuh, kesusahan, dari segala keterputusan pada selain-Nya, serta keterputusan sebab dari segala sesuatu. Jika dikatakan : Bismillah artinya, aku meminta pertolongan atas segala urusanku ini kepada Allah swt, yaitu tuhan yang berhak disembah daripada selain-Nya. Tuhan yang mendengarkan keluh kesah orang, dan yang menjawab doa ketika diminta. Itulah yang ditanyakan kepada Iman Ja’far Ash Shadiq “Apakah essensi Allah itu, sungguh telah banyak orang yang berdebat denganku dan membuatku bingung dan serba salah. Imam berkata kepadanya “Wahai fulan, apakah engkau pernah naik kapal laut, lalu kapal itu rusak berat dihantam badai, lalu engkau merasakan bahwa tidak ada kapal yang bisa menolongmu apalagi berenag ?” “Ya, aku pernah” “ketika itu apakah engkau merasakan ada sesuatu yang Maha Kuasa yang bisa menyelamatkanmu dari bahaya itu ?” “Ya aku merasakannya” Imam Ja’far Shadiq lalu berkata : Yang kamu rasakan itu adalah Allah swt yang Maha Kuasa untuk menyelamatkan siapa saja ketika tidak ada satupun yang mampu menolong, dan Dia Maha mampu menyelamatkanmu ketika tidak ada lagi penyelamat” Imam lalu berkata “Mungkin saja ada di antar pengikut kami yang lupa mengawali pekerjaannya dengan bismillahirrahmanirrahim, maka Allah akan mencobanya sebagai peringatan baginya agar bersyukur kepada Allah swt, sehingga cobaan itu menutupi aib dan kelalaian dia dari menyebut bismillahirrahmanirrahim di awal perbuatannya.
Perawi berkata : lalu berdirilah seseorang menuju Ali bin Husein as. “Beritahu aku tentang makna bismillahirrahmanirrahim” beliau berkata “Bapakku telah meriwayatkan hadits dari saudaranya Hasan, dari Bapaknya, Amirul Mukminin as. Bahwa seseorang telah datang kepadanya dan bertanya “Wahai Amirul Mukminin, beritahu aku tentang makna bismillahirrahmanirrahim” beliau lalu menjawab “Adapun perkataanmu Allah nama teragung dari nama-nama Allah yang maha tinggi, nama itulah yang tidak boleh dipergunakan oleh selain-Nya, dan tidak ada yang bernama seperti itu” “lalu apa tafsir dari kata Allah itu?” Imam menjawab “Dialah yang dipertuhan oleh setiap makluk dalam keadaan butuh, kesusahan, ketika para makhluk telah putus asa dari selain-Nya, dan terputus segala sebab dari selain-Nya. Karena bagaimanapun tingginya pemimpin di dunia ini atau pembesar bagimanapun banyaknya harta yang mereka miliki, dan para pembesar ini sendiri butuh pada kebutuhan yang dia sendiri tidak bisa mengusahakannya, lalu mereka kembali kepada Allah dalam keadaan darurat tersebut, sehingga ketika semua kebutuhannya telah terpenuhi maka mereka kembali kepada kemusyrikannya. Apakah engkau tidak pernah membaca firman Allah swt : “katakanlah, terangkan kepada-ku jika datang siksaan Allah kepadamu atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu akan menyeru Tuhan selain Allah; jika kamu adalah orang-orang yang benar. (tidak) tetapi hanya Dialah yang kamu seru maka dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya. Jika Dia menghendaki dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah)”.
Allah juga berfirman buat hamba-Nya “Wahai orang-orang fakir, aku telah menjadikan kalian butuh kepada-Ku dalam tiap keadaan, dan telah kujadikan penghambaan pada tiap-tiap waktumu, hendaklah kalian takut kepada-Ku pada tiap perbuatan yang kalian, dan kalian mengharapkan kesempurnaan dan pencapaian tujuan, karena sesungguhnya, jika Aku menghendaki memberikan padamu maka tidak akan ada yang bisa menahan-Ku seorangpun, jika Aku hendak menahan sesuatu dari kalian, maka tiada seorangpun yang bisa memberi kalian. Akulah yang paling berhak diminta, dan aku lebih berhak untuk kalian takuti, maka ucapkanlah bismillahirrahmanirrahim pada tiap perbuatanmu, besar atau kecil, yang artinya aku memohon pertolongan kepada Allah pada urusan ini karena tidak ada yang berhak dipertuhankan kecuali Allah, yang memberi dan yang menjawab ketika dipinta. Yang maha kasih dengan menghamparkan seluruh rizki-Nya kepada kita, Yang maha penyayang kepada kita pada urusan din (agama) dan dunia serta akhirat kita. Dialah yang menjadikan agama ini mudah dan menjadikannya ringan. Dialah yang mengasihi kita serta membedakannya dari semua musuh-musuh-Nya. Kemudaian Beliau berkata: Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang dibuat sedih oleh sebuah urusan kemudian dia berkata bismillahirrahmanirrahim dengan penuh keikhlasan, betul-betul mengharapkan pertolongan Allah, maka dia tidak akan terlepas dari satu diantara dua hal yaitu tercapai seluruh hajat dan kebutuhannya di dunia atau hal itu akan dihitung oleh Allah dan dijadikan tabungannya (untuk hari akhir), dan apapun yang di sisi Allah sangat baik dan kekal abadi bagi kaum mukminin

Selasa, 20 Maret 2012

PADA SUATU MALAM, DIPELUKAN KEKASIHKU

"Subhanallah..., Walhamdulilah..., Walaillahaillallah....,Wallahhu akbar......". Menurut hadist Rasulullah SAW, dan sy kutip dari kitab 'Duratun Nasihiin' (Tulisan Arab nya bisa anda baca dgn benar di kitab tsb), ketika kita membaca itu, ide pokoknya adalah maka malaikat yang ada di laut (luasnya laut hanya Allah lah yang tau), membentangkan sayapnya 170.000 sayap, yang tiap-tiap sayap itu menetes air, lalu tiap tetes itu Allah ciptakan satu malaikat yang berzikir, bertasbih bertahmid dan meminta ampunan kepada yang membacanya, sampai hari kiamat tiba. Allahhu Akbar...1000X.... Begitu dahsyatnya hakikat zikir itu, lalu sy tutup kitab itu, dan merenung. Entah apa yang menggerakan hati sy untuk keluar rumah. Lalu sy berjalan menuju lapangan yang sepi dan gelap, selasa malam tanggal 20 Maret 2012, pukul 20.30 WIB. Ku tengadahkan pandanganku ke langit. Terlihat dengan jelas keagungan Allah. Udara malam itu begitu sejuk, langit cerah, bintang-bintang memancarkan cahanya yang indah. Bintang-Bintang malam itu seolah ikut sujud bersyukur atas karunia Allah yang akbar. Sungguh selama hidupku selama empat puluh tahun lebih, baru malam itu bintang-bintang mengeluarkan 'mukzizat' aslinya. Seolah cahaya itu ikut berzikir, bertasbih, dan bertahmid. Lalu ku pandangi ke langit arah barat, subhanallah.., nampak terlihat jelas, semburat awan putih mozaik yang bertuliskan lafadh "Allah". Subhanallah... walau dengan bentuk mozaik, tapi terlihat dengan jelas itu lafadh "Allah". Tak terasa, air mata ini menetes, meleleh mebasahi hati bersimpuh luluh di hadapan-Nya. Takjub akan kebesaran itu. Sy begitu kecil, bahkan lebih kecil ketika kupandangi lebih dalam bintang2 itu. Bukti adanya Allah, Tuhan kita semua. Allah lah sumber kekuatan, pemilik sejati langit dan bumi beserta isinya, baik yang tersembunyi maupun terlihat, pemilik kekekalan nan abadi, tempat bergantung, tempat meminta, tempat berlindung, tempat rezeki, tempat penolong dari azab dan pedihnya siska api neraka. Semoga kita termasuk orang2 yang diberi rahmat, diberi ampunan dan bisa masuk ke syurga-Nya dengan rahmatnya Allah SWT....amiin.....

Selasa, 06 Maret 2012

DOA TAUBAT

Baca doa taubat dengan penghayatan lalu aminkan,  "Ya Allah pujian untuk Mu seluas langit dan bumi, hanya Engkau terpuji ya Allah, hamba berterimakasih pada-Mu yang telah memberi kesempatan hamba bertaubat, ya Allah sampaikan sholawat salam untuk Rasul-Mu yang mulia, keluarga, dan para sahabat yang menyertainya. 

Ya Rabbana kami telah menzholimi diri kami dengan banyak berbuat ma'siyat, kalau Engkau tidak ampuni dan rahmati kami, niscaya kami termasuk mahluk-Mu yang celaka, ya Allah tidak ada sesuatupun tersembunyi dimatamu, alangkah malunya hamba, alangkah hinanya hamba, alangkah kotornya hamba, rasanya tidak pantas menyebut nama-Mu  yang suci lagi mulia, sementara hamba ini penuh dengan lumuran dosa, dan Engkau dengan rahmat-Mu masih memberi kesempatan hamba bertaubat, 

Ya Allah ya Rahman ya Rahim, maha pengasih maha penyayang maha menerima taubat, terimalah taubat hamba, ampunilah seluruh dosa hamba, maafkan seluruh kesalahan hamba, hijrahkan hamba menjadi hamba-Mu yang sungguh-sungguh takut pada-Mu dan dahsaytnya hari pembalasan ... 

Ya Allah kabulkan doa hamba... aamiin.

PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN


PENERAPAN METODE DISKUSI
DALAM PEMBELAJARAN
Diskusi sebagai metode pembelajaran adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Manakala salah satu diantara siswa berbicara, maka siswa-siswa lain yang menjadi bagian dari kelompoknya aktif mendengarkan. Siapa yang berbicara terlebih dahulu dan begitu pula yang menanggapi, tidak harus diatur terlebih dahulu. Dalam berdiskusi, seringkali siswa saling menanggapi jawaban temannya atau berkomentar terhadap jawaban yang diajukan siswa lain. Demikian pula mereka kadang-kadang mengundang anggota kelompok lain untuk bicara, sebagai nara sumber. Dalam penentuan pimpinan diskusi, anggota kelompok dapat menetapkan pemimpin diskusi mereka sendiri. Sehingga melalui metode diskusi, keaktifan siswa sangat tinggi.
Mc.Keachie dan Kulik (Gage dan Berliner, 1984: 487), menyebutkan bahwa dibanding dengan metode ceramah, dalam hal retensi, proses berfikir tingkat tinggi, pengembangan sikap dan pemertahanan motivasi, lebih baik dengan metode diskusi. Hal ini disebabkan metode diskusi memberikan kesempatan anak untuk lebih aktif dan memungkinkan adanya umpan balik yang bersifat langsung. Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
Hasil-hasil penelitian tentang penggunaan metode diskusi kelompok oleh Lorge, Fox, Davitz, dan Brenner (Davies, 1984:237--239) dapat disimpulkan dalam rangkuman berikut.

a. Mengenai soal-soal yang berisiko, keputusan kelompok lebih radikal dari pada keputusan perorangan.
b. Kalau ada pelbagi pendapat tentang sebuah soal yang masih baru, maka pemecahan kelompok lebih tepat daripada pemecahan perorangan; tetapi tidak selalu demikian kalau soalnya biasa-biasa saja.
c. Kalau bahan persoalan bukan materi baru, dan anggota-anggota kelompok mempunyai keterampilan dalam memecahkan soal-soal sejenis, pemecahan kelompok lebih baik dari pemecahan oleh anggota masing-masing, tetapi kadang-kadang pemcahan anggota yang paling cerdas lebih baik lagi.
d. Kebaikan utama diskusi kelompok bukanlah pengajuan banyak pendekatan, melainkan penolakan terhadap pendekatan yang tidak masuk akal. (Konklusi ini tidak berlaku untuk "brain storming").
e. Yang memperoleh keuntungan dari diskusi kelompok, ialah siswa-siswa yang lemah dalam pemecahan soal.
f. Superioritas kelompok merupakan fungsi dari kualitas tiap anggota kelompok. Sebuah kelompok dapat diharapkan memecahkan sebuah soal, kalau sekurang-kurangnya satu anggota dapat memecahkan soal itu secara individual, sekalipun ia memerlukan lebih banyak waktu.
g. Dalam hal waktu, metode kelompok biasanya kurang efisien. Kalau anggota-anggota saling percaya dan bekerjasama dengan baik, maka kelompok dapat bekerja lebih cepat daripada kerja perorangan.
h. Kehadiran orang luar mempengaruhi prestasi anggota-anggota kelompok. Kalau kelompok itu bekerjasama secara harmonis, dan orang luar bergabung dengan kelompok, hal itu mempunyai pengaruh positif; kalau kerja sama itu tidak harmonis, maka kehadiran itu merusak, jika dia hanya bertindak sebagai pendengar saja.
i. Dengan metode diskusi perubahan sikap dapat dicapai dengan lebih baik daripada kritik langsung untuk mengubah sikap yang diharapkan. Metode diskusi juga paling baik untuk memperkenalkan inovasi-inovasi atau perubahan.
j. Kalau dipakai struktur pembahasan yang cocok dengan tugas, dan cukup waktu untuk meninjau persoalan dari segala segi, serta jika anggota-anggota tidak saling mengevaluasi, maka diskusi kelompok terbukti lebih kreatif daripada belajar perorangan. (Kondisi-kondisi

ini terdapat pada "brain storming")
Bertolak dari hasil-hasil penelitian tersebut di atas menyokong asumsi bahwa keunggulan metode diskusi terletak pada efektivitasnya untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran tingkat tinggi dan tujuan pembelajaran ranah afektif (Davies, 1984: 239). Karena itu, ada tiga macam tujuan pembelajaran yang cocok melalui penggunaan metode diskusi:(1) penguasaan bahan pelajaran, (2) pembentukkan dan modifikasi sikap, serta (3) pemecahan masalah (Gall dan Gall, dalam Depdikbud, 1983:28).
Pembentukkan dan modifikasi sikap merupakan tujuan diskusi yang berorientasi pada isu yang sedang berkembang. Diskusi yang bertujuan membentuk atau memodifikasi sikap ini, dimulai dengan guru mengajukan permasalahan atau sejumlah peristiwa yang menggambarkan isu yang ada dalam masyarakat (seperti: kolusi dalam suatu lembaga, pelecehan seksual, gerakan disiplin nasional, penggusuran, dan lain sebagainya). Guru atau pimpinan kelompok selanjutnya meminta pandangan dari anggota kelompok untuk menemukan alternatif-alternatif pemecahan masalah isu tersebut. Komentar-komentar terhadap masalah atau jawaban masalah dapat diberikan anggota kelompok maupun pimpinan kelompok. Selama diskusi berlangsung, pemimpin diskusi mencoba memperoleh penajaman dan klarifikasi yang lebih baik tentang isu tersebut dengan memperkenalkan contoh-contoh yang berbeda, dan menggerakkan para anggota diskusi mengajukan pernyataan-pernyataannya.
Pemecahan Masalah sebagai Tujuan Diskusi
Pemecahan masalah merupakan tujuan utama dari diskusi (Maier, dalam Depdikbud, 1983:29). Masalah-masalah yang tepat untuk pembelajaran dengan metode diskusi adalah masalah yang menghasilkan banyak alternatif pemecahan. Dan juga masalah yang mengandung banyak variabel. Banyaknya alternatif dan atau variabel tersebut dapat memancing anak untuk berfikir. Oleh karena itu, masalah untuk diskusi yang pemecahannya tidak menuntut anak untuk berfikir, misalnya hanya menuntut anak untuk menghafal, maka masalah tersebut tidak cocok untuk didiskusikan.
Menurut Maiyer (Depdikbud,1983:29) dalam diskusi kelompok

kecil, dapat meningkatkan siswa untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah. Untuk itu, bilamana guru menginginkan keterlibatan anak secara maksimal dalam diskusi, maka jumlah anggota kelompok diskusi perlu diperhatikan guru. Jumlah anggota kelompok diskusi yang mampu memaksimalkan partisipasi anggota adalah antara 3--7 anggota. Dari hasil pengamatan, kelompok diskusi yang jumlah anggotanya antara 3--7 itu saja, anggota yang diduga kurang berpartisipasi penuh berkisar 1--2 orang. Dalam diskusi dengan jumlah anggota yang relatif kecil memungkinkan setiap anak memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi. Masalah atau isu yang dijadikan topik diskusi hendaknya yang relevan dengan minat anak. Masalah diskusi yang cocok dengan minat anak dapat mendorong keterlibatan mental dan keterlibatan emosional siswa secara optimal.
Melalui penggunaan metode diskusi, siswa juga mendapat kesempatan untuk latihan keterampilan berkomunikasi dan keterampilan untuk mengembangkan strategi berfikir dalam memecahkan masalah. Namun demikian pembelajaran dengan metode diskusi semacam ini keberhasilannya sangat bergantung pada anggota kelompok itu sendiri dalam memanfaatkan kesempatan untuk berpatisipasi dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan proses diskusi, peranan pemimpin diskusi sangat menentukan.
Pemimpin diskusi bertugas untuk mengklarifikasi topik yang tidak jelas. Jika diskusi tidak berjalan, pemimpin diskusi berkewajiban mengambil inisiatif dengan melontarkan ide-ide yang dapat memancing pendapat peserta diskusi. Demikian pula bila terjadi ketegangan dalam proses diskusi, tugas pemimpin diskusi adalah meredakan ketegangan. Tidak jarang pendapat-pendapat dalam diskusi menyimpang dari topik utama, karena itu pemimpin diskusi bertugas untuk mengembalikan pembicaraan kepada topik utama diskusi.
Pemilikan pengetahuan secara umum tentang masalah yang didiskusikan adalah prasyarat agar setiap peserta mampu mengemukakan pendapat. Diskusi tidak akan berhasil manakala peserta diskusi belum memiliki pengetahuan yang menjadi masalah yang didiskusikan. Dalam diskusi formal, untuk membekali pengetahuan peserta, disajikan terlebih dahulu makalah yang disusun oleh salah satu peserta diskusi.
Tujuan penyajian makalah adalah untuk membuka wawasan dan pikiran peserta agar mampu memberikan pendapatnya.

Beberapa Jenis Diskusi
a. Diskusi Kelompok Besar (Whole Group Discussion. Jenis diskusi kelompok besar dilakukan dengan memandang kelas sebagai satu kelompok. Dalam diskusi ini, guru sekaligus sebagai pemimpin diskusi. Namun begitu, siswa yang dipandang cakap, dapat saja ditugasi guru sebagai pemimpin diskusi. Dalam diskusi kelompok besar, sebagai pemimpin diskusi, guru berperan dalam memprakarsai terjadinya diskusi. Untuk itu, guru dapat mengajukan permasalahan-permasalahan serta mengklarifikasinya sehingga mendorong anak untuk mengajukan pendapat. Dalam diskusi kelompok besar, tidak semua siswa menaruh perhatian yang sama, karena itu tugas guru sebagai pemimpin diskusi untuk membangkitkan perhatian anak terhadap masalah yang sedang didiskusikan. Di samping itu, distribusi siswa yang ingin berpendapat perlu diperhatikan. Dalam diskusi kelompok besar, pembicaraan sering didominasi oleh anak-anak tertentu. Akibatnya tidak semua anak berkesempatan untuk berpendapat. Untuk menghindari keadaan itu, pemimpin diskusi perlu mengatur distribusi pembicaraan. Tugas terberat bagi pemimpin diskusi adalah menumbuhkan keberanian peserta untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam praktek, tidak sedikit anak-anak yang kurang berani berpendapat dalam berdiskusi. Terlebih bagi anak yang kurang menguasai permasalahan yang menjadi bahan diskusi.
b. Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri atas 4--5 orang. Tempat berdiskusi diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan dipertengahan pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud menajamkan pemahaman kerangka pelajaran, memperjelas penguasaan bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh masing-masing individu yang dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, interpretasi, sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.

c. Diskusi Panel Fungsi utama diskusi panel adalah untuk mempertahankan keuntungan diskusi kelompok dengan situasi peserta besar, dimana ukuran kelompok tidak memungkinkan partisipasi kelompok secara mutlak. Dalam artian panel memberikan pada kelompok besar keuntungan partisipasi yang dilakukan orang lain dalam situasi diskusi yang dibawakan oleh beberapa peserta yang terplih. Peserta yang terpilih yang melaksanakan panel mewakili beberapa sudut pandangan yang dipertimbangkan dalam memecahkan masalah. Mereka memiliki latar belakang pengetahuan yang memenuhi syarat untuk berperan dalam diskusi tersebut. Forum panel secara fisik dapat dihadiri audience secara lansung atau tidak langsung (melalui TV, radio, dan sebagainya).
d. Diskusi Kelompok. Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri atas 3--6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan diskusi dengan masalah tertentu. Guru menjelaskan garis besar problem kepada kelas, ia menggambarkan aspek- aspek masalah kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi topik masalah yang sama atau berbeda-beda selanjutnya masing-masing kelompok bertugas untuk menemukan kesepakatan jawaban penyelesaiannya. Untuk memudahkan diskusi anak, guru dapat menyediakan reference atau sumber-sumber informasi yang relevan. Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi dan menysusun kesimpulan sindikat. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil diskusinya dalam sidang pleno untuk didiskusikan secara klasikal.
e. Brain Storming Group. Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan ide-ide yang yang ditemukannya dianggap benar.
f. Symposium. Beberapa orang membahas tentang aspek dari suatu subjek tertentu dan membacakan di muka peserta simposium secara singkat (5--20 menit). Kemudian dikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah dan juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil simposium.
g. Informal Debate. Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa

memperdebatkan peraturan perdebatan. Bahan yang cocok untuk diperdebatkan ialah yang bersifat problematis, bukan yang bersifat faktual.
h. Colloqium. Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan-pertanyaan dari audiensi. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa/mahasiswa menginterview manusia sumber, selanjutnya mengundang pertanyaan lain/tambahan dari siswa mahasiswa lain.
i. Fish Bowl. Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur merupakan setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi, kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam mangkuk (fish bowl). Selama kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyumbang pikiran dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila ketua diskusi mempersilahkan berbicara ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan kursi setelah berbicara.
Kegunaan Metode Diskusi
Diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita (guru) hendak memberi kesempatan kepada siswa: untuk mengekspresikan kemampuannya, berpikir kritis, menilai perannya dalam diskusi, memandang masalah dari pengalaman sendiri dan pelajaran yang diperoleh di sekolah, memotivasi, dan mengkaji lebih lanjut. Melalui diskusi dapat dikembangkan keterampilan mengklarifikasi, mengklasifikasi, menyusun hipotesis, menginterpretasi, menarik kesimpulan, mengaplikasikan teori, dan mengkomunikasikan pendapat. Disamping itu, metode diskusi dapat melatih sikap anak menghargai pendapat orang lain, melatih keberanian untuk mengutarakan pendapat, mempertahankan pendapat, dan memberi rasional sehubungan dengan pendapat yang dikemukakannya.
Prinsip Umum Penggunaan Metode Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode diskusi, antara lain sebagai berikut.
a. Perumusan masalah atau masalah-masalah yang didiskusikan agar

dilakukan bersama-sama dengan siswa.
b. Menjelaskan hakikat masalah itu disertai tujuan mengapa masalah tersebut dipilih untuk didiskusikan.
c. Pengaturan peran siswa yang meliputi pemberian tanggapan, saran, pendapat, pertanyaan, dan jawaban yang timbul untuk memecahkan masalah.
d. Memberitahukan tata tertib diskusi.
e. Pengarahan pembicaraan agar sesuai dengan tujuan.
f. Pemberian bimbingan siswa untuk mengambil kesimpulan.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Diskusi Kelompok
Langkah-langkah diskusi sangat bergantung pada jenis diskusi yang digunakan. Hal ini dikarenakan tiap-tiap jenis memiliki karakteristik masing-masing. Seminar memiliki karakteristik yang berbeda dengan simposium, brain storming, debat, panel, sindikat group dan lain-lain. Demikian pula siposium dan yang lain-lain tersebut juga memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Akibat perbedaan karakteristik tersebut, maka langkah dan atau prosedur pelaksanaannya berbeda satu dengan yang lain. Meskipun demikian, secara umum untuk keperluan pembelajaran di kelas, langkah-langkah diskusi kelas dapat dilaksanakan dengan prosedur yang lebih sederhana. Moedjiono, dkk (1996) menyebutkan langkah-langkah umum pelaksanaan diskusi sebagai berikut ini.
a. Merumuskan masalah secara jelas
b. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya sesuai dengan tujuan diskusi. Tugas pimpinan diskusi antara lain: (1) mengatur dan mengarahkan diskusi, (2) mengatur "lalu lintas" pembicaraan.
c. Melaksanakan diskusi. Setiap anggota diskusi hendaknya tahu persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak bicara yang sama.
d. Melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberi alasan atau

penjelasan terhadap laporan tersebut.
e. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap kelompok.
Budiardjo, dkk, 1994:20--23 membuat langkah penggunaan metode diskusi melalui tahap-tahap berikut ini.
1. Tahap Persiapan
a. Merumuskan tujuan pembelajaran
b. Merumuskan permasalahan dengan jelas dan ringkas.
c. Mempertimbangkan karakteristik anak dengan benar.
d. Menyiapkan kerangka diskusi yang meliputi: (1) menentukan dan merumuskan aspek-aspek masalah,(2) menentukan alokasi waktu,(3) menuliskan garis besar bahan diskusi,(3) menentukan format susunan tempat,(4) menetukan aturan main jalannya diskusi.
e. Menyiapkan fasilitas diskusi, meliputi: (1) menggandakan bahan diskusi,(2) menentukan dan mendisain tempat,(3) mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
2. Tahap pelaksanaan
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Menyampaikan pokok-pokok yang akan didiskusikan.
c. Menjelaskan prosedur diskusi.
d. Mengatur kelompok-kelompok diskusi
e. Melaksanakan diskusi.
3. Tahap penutup
a. Memberi kesempatan kelompok untuk melaporkan hasil.
b. Memberi kesempatan kelompok untuk menanggapi.
c. Memberikan umpan balik.
d. Menyimpulkan hasil diskusi.
Peranan Guru Sebagai Pemimpin Diskusi
Untuk mempertahankan kelangsungan, kelancaran dan efektivitas diskusi, guru sebagai pemimpin diskusi memegang peranan menentukan. Mainuddin, Hadisusanto dan Moedjiono, 1980:8--9, menyebutkan sejumlah

peranan yang harus dimainkan guru sebagai pemimpin diskusi, adalah berikut ini.
a. Initiating, yakni menyarankan gagasan baru, atau cara baru dalam melihat masalah yang sedang didiskusikan.
b. Seeking information, yakni meminta fakta yang relavan atau informasi yang otoritarif tentang topik diskusi.
c. Giving information, yakni fakta yang relavan atau menghubungkan pokok diskusi dengan pengalaman pribadi peserta.
d. Giving opinion, yakni memberi pendapat tentang pokok yang sedang dipertimbangkan kelompok, bisa dalam bentuk menantang konsesus atau sikap "nrimo" kelompok.
e. Clarifying, yakni merumuskan kembali pernyataan sesorang; memperjelas pernyataan sesorang anggota.
f. Elaborating, yakni mengembangkan pernyataan seseorang atau memberi contoh atau penerapan.
g. Controlling, yakni menyakinkan bahwa giliran bicara merata; menyakinkan bahwa anggota yang perlu bicara, memperoleh giliran bicara.
h. Encouraging, yakni bersikap resetif dan responsitif terhadap pernyataan serta buah pikiran anggota.
i. Setting Standards, yakni memberi atau meminta kelompok menetapkan, kriteria untuk menilai urunan anggota.
j. Harmonizing, yakni menurunkan kadar ketegangan yang terjadi dalam diskusi.
k. Relieving tension, yakni melakukan penyembuhan setelah terjadinya tegangan.
l. Coordinating, yakni menyimpulkan gagasan pokok yang timbul dalam diskusi, membantu kelompok mengembangkan gagasan.
m. Orientating, yakni menyampaikan posisi yang telah dicapai kelompok dalam diskusi dan mengarahkan perjalanan diskusi selanjutnya.
n. Testing, yakni menilai pendapat dan meluruskan pendapat kearah yang seharusnya dicapai.
o. Consensus Testing, menialai tingkat kesepakatan yang telah dicapai dan menghindarkan perbedaan pandangan.
p. Summarizing, yakni merangkum kesepakatan yang telah dicapai.

METODOLOGI BELAJAR KREATIF


METODOLOGI BELAJAR KREATIF

Teori belajar ini membantu guru untuk memahami proses belajar yang terjadi di dalam diri siswa,
Dengan kondisi ini guru dapat mengerti kandisi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, memperlancar atau menghambat proses belajar;
Teori ini memungkinkan guru melakukan prediksi yang cukup akurat tentang hasil yang dapat diharapkan suatu aktifitas belajar;
Teori belajar merupakan sumber hipotesis atau dugaan-dugaan tentang proses belajar yang telah diuji kebenarannya melalui experimen dan penelitian. Dengan mempelajari teori belajar pengertian seseorang tentang bagaimana terjadinya proses belajar akan meningkat , Oleh karenanya sangatlah penting bagi seorang guru untuk memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip dari berbagai teori belajar.
Ada banyak teori-teori belajar , setiap teori memiliki konsep atau prinsip sendiri tentang belajar. Berdasarkan berbedaan sudat pandang ini maka teori belajar tersebut dapat dikelompokan. Teori belajar yang terkemuka diabad 20 ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu kelompok teori bahaviorisme dan kelompok teori kognitivisme. (Arif Sukadi,1987)
Menurut kelompok teori behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-pengalamn belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkahlaku yang terjadi karena adanya stimuli dan respon yang dapat diamati. Menurut teori ini manupulasi lingkungan sangat penting agar dapat diperoleh perubahan tingkah laku yang diharapkan . Teori behaviorisme ini sangat menekankan pada apa yang dapat dilihat yaitu tingkah laku, tidak memperhatikan apa yang terjadi didalam fikiran manusia. Para ahli pendidikan menganjurkan untuk menerapkan prinsip penguatan (reinforcement) untuk mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa berhasil mencapai tujuan. Dalam menerapkan teori ini yang terpenting adalah guru harus memahami karakteristik si belajar dan karakteristik lingkungan belajar agat tingkat keberhasilan siswa selama kegiatan pembelajaran dapat diketahui. Tuntutan dari teori ini adalah pentingnya merumuskan tujuan belajar secara jelas dan spesifik supaya mudah dicapai dan diukur.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak diterapkan didunia pendidikan meliputi (Hartley & Davies, 1978 dalam Toeti S. 1992:23) :
Proses belajar dapat terjadi dengan baik bila siswa ikut dengan aktif didalamnya
Materi pelajaran disusun dalam urutan yang logis supaya siswa dapat dengan mudah mempelajarinya dan dapat memberikan respon tertentu;
Tiap-tiap respon harus diberi umpan balik secara langsung supaya siswa dapat mengetahui apakah respon yang diberikannya telah benar;
Setiap kali siswa memberikan respon yang benar maka ia perlu diberi penguatan.
Prinsip-prinsip bihaviorisme diatas telah banyak digunakan dan diterapkan dalam berbagai program pendidikan. Misalnya dalam pengajaran berprogram dan prinsip belajar tuntas (mastery learning). Dalam pengajaran berprogram materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit-unit terkecil yang mudah dipelajari siswa, bila setiap unit selesai siswa akan mendapatkan umpanbalik secara langsung. Sedangkan dalam mastery learing materi dipecah perunit, dimana siswa tidak dapat pindah keunit di atasnya bila belum menguasai unit yang dibawahnya.
Kelompok teori kognitif beranggapan bahwa belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Dalam model ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan dan perubahan tingkahlaku sangat dipengaruhi oleh proses berfikir internal yang terjadi selama proses belajar.
Prinsip-prinsip teori kognitifisme; menurut teori kognitivisme, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan kontek situasi secara keseluruhan. Yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, teori belajar bermakna Ausebel dll.
Teori Perkembangan Piaget
Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem syaraf. Dengan bertambahnya umur maka susunan syaraf seseorang akan semakin komplek dan ini memungkinkan kemampuannya meningkat (Traves dalam Toeti 1992:28). Oleh karena itu proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya. Perjenjangan ini bersifat hierarkis yaitu melalui tahap-tahap tertentu sesuai dengan umurnya. Seseorang tidak dapat mempelajari sesuatu diluar kemampuan kognitifnya. Ada empat tahap perkembangan kognitif anak yaitu
-Tahap sensorikmotorik yang bersifat internal ( 0-2 tahun)
-Tahap preoperasional (2-6 tahun )
-Tahap operasional konkrit (6-12 tahun)
-Tahap formal yang bersifat internal (12-18 tahun)

Teori kognitif Bruner
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan. Tahap pertamaadalah tahap enaktif, dimana siswa melakukan aktifitas-aktifitasnya dalam usahanya memahami lingkungan. 
Tahap kedua adalah tahap ikonik dimana ia melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Tahap ketiga adalah tahap simbolik, dimana ia mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika dan komunikasi dilkukan dengan pertolongan sistem simbol. Semakin dewasa sistem simbol ini samakin dominan.
Menurut Bruner untuk mengajar sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan lain perkataan perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkap perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan. (discovery learning)

Transfer Belajar (Transfer of Learning)
Istilah Transfer belajar berasal dari bahasa Inggris “Transfer of learning” yang berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari matapelajaran yang satu ke matapelajaran yang lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan ini menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh dan dapat dipindahkan tsb. dapat berupa pengetahuan (informasi verbal), kemahiran intelektual, keterampilan motorik atau afektif dll. Bila hasil belajar (pengetahuan) yang terdahulu memperlancar atau membantu proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi ransfer belajar yang disebut transfer positif. Misalnya materi pelajaran biologi memudahkan siswa untuk memahami dan mempelajari materi geografi. Sebaliknya bila pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh lebih dahulu mempersulit proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi transfer belajar negatif.
Sehubungan dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya pelu diciptakan kondisi yang memungkinkan transfer belajar positip dapat terjadi.